1. Duduk dengan tenang. Lakukan Pranayama dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram ini:
2. Kalau tersedia air bersihkan tangan pakai air. Kalau tidak ada ambil bunga dan gosokkan pada kedua tangan. Lalu telapak tangan kanan ditengadahkan di atas tangan kiri dan ucapkan mantram:
3. Kalau tersedia air (maksudnya air dari rumah, bukan tirtha), lebih baik berkumur sambil mengucapkan mantram di dalam hati:
Om Ang waktra parisuddmàm swàha
atau lebih pendek:
Om waktra suddhaya namah
Artinya: Ya, Tuhan sucikanlah mulut hamba.
4. Jika tersedia dupa, peganglah dupa yang sudah dinyalakan itu dengan sikap amusti, yakni tangan dicakupkan, kedua ibujari menjepit pangkal dupa yang ditekan oleh telunjuk tangan kanan, dan ucapkan mantra:
Om Am dupa dipàstraya nama swàha
Artinya: Ya, Tuhan/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinarMu.
Tuhan adalah bhùr svah. Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Hyang Widhi, Semoga Ia berikan semangat pikiran kita.
2. Om Nàràyana evedam sarvamyad bhùtam yac ca bhavyamniskalanko nirañjano nirvikalponiràkhyàtah suddo deva ekoNàràyano na dvitìyo'sti kascit
Ya Tuhan, Nàràyana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa Nàràyana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
3. Om tvam sivah tvam mahàdevahìsvarah paramesvarahbrahmà visnusca rudrascapurusah parikìrtitah
Ya Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahàdewa, Iswara, Parameswara, Brahmà, Wisnu, Rudra, dan Purusa.
4. Om pàpo’ham pàpakarmàhampàpàtmà pàpasambhavahtràhi màm pundarikàksasabàhyàbhyàntarah sucih
Ya Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
5. Om ksamasva màm mahàdevasarvapràni hitankaramàm moca sarva pàpebyahpàlayasva sadà siva
Ya Tuhan, ampunilah hamba HyangWidhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oh Hyang Widhi.
6. Om ksàntavyah kàyiko dosahksàntavyo vàciko mamaksàntavyo mànaso dosahtat pramàdàt ksamasva màm
Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba.
Om sàntih, sàntih, sàntih, Om
Ya Tuhan, semoga damai, damai, damai selamanya.
Om puspa dantà ya namah swàha
Om àtmà tattwàtmà sùddha màm swàha
Artinya: Ya Tuhan, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.
2. Sembahyang dengan bunga, ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya. Ucapkan mantram:
Om Adityasyà param jyoti rakta tejo namo’stute sweta pankaja madhyastha bhàskaràya namo’stute
Artinya: Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat.Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau.Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih.Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
3. Sembahyang dengan kawangen. Bila tidak ada, yang dipakai adalah bunga. Sembahyang ini ditujukan kepada Istadewata pada hari dan tempat persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan kehadiranNya pada waktu memuja. Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
4. Sembahyang dengan bunga atau kawangen untuk memohon waranugraha. Usai mengucapkan mantram, ada yang memperlakukan bunga itu langsung sebagai wara-nugraha, jadi tidak "dilentikkan/dipersembahkan" tetapi dibungakan di kepala (wanita) atau di atas kuping kanan (laki-laki). Mantramnya adalah:
Om Dewa suksma paramà cintyàya nama swàha.Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om
Artinya: Ya Tuhan, hamba memuja Engkau Dewata yang tidak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib.Ya Tuhan, anugerahkan kepada hamba kedamaian, damai, damai, Ya Tuhan.